Rabu, 24 November 2010

pengantar lab

Percobaan 1
Judul : PENGENALAN ALAT – ALAT LABORATORIUM
DAN FUNGSINYA
Tujuan : Mengenali alat – alat laboraorium serta menggetahui
fungsinya
Hari / Tanggal : Sabtu / 15 Oktober 2010
Tempat : Laboratorium Kimia PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin


1. Latar Belakang

Laboratorium kimia merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk melakukan suatu percobaan dan penelitian yang disebut praktikum. Praktikum di laboratorium sangat dibutuhkan untuk mempelajari ilmu-ilmu kimia secara nyata dan diperlukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam melakukan suatu percobaan, kita tentunya harus mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum. Alat-alat yang digunakan tersebut disesuaikan dengan tujuan percobaan. Akan tetapi, selain kita sudah mengetahui masing-masing nama alat. Kita juga harus mengetahui fungsi alat-alat yang digunakan, bagaimana cara penggunaannya. Hal ini bertujuan agar praktikum yang kita lakukan bisa berjalan dengan lancar, baik, dan benar. Selain itu, kita juga harus berhati-hati serta penuh ketelitian dalam menggunakan alat-alat laboratorium, karena sebagian alat-alat laboratorium tersebut terbuat dari kaca,porselin, dan sejenisnya yang bersifat mudah pecah. Namun pembahasan ini akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya.
1. Tata Tertib dan Petunjuk umum Praktikum Kikia Dasar
Ada beberapa tata tertib dan petunjuk umum praktikum kimia dasar yang harus dipatuhi dalam melakukan suatu praktikum di laboratorium sebagai berikut.
a. Umum
Bagi setiap praktikan disediakan Penuntun Praktikum. Apabila saat praktikum tiba, masuklah ke ruang laboratorium. Tanda tangani daftar hadir dan segera menuju ketempat kerja (meja masing-masing). Simpan tas dan kenakan jas lab. Bergegaslah untuk mendengarkan penjelasan asisten atau Pemimpin Praktikum sambil membawa buku Penuntun Praktikum dan Buku Catatan. Setelah itu kembalilah ketempat kerja, periksalah dan tanda tangani daftarvinvestaris alat. Hasil pengamatan segera dicatat dalm buku catatan. Data yang lain dapat ditanyakan kepada asisten atau Pemimpin Praktikum.
Aspek yang dinilai dari pelaksanaan praktikum antara lain kesiapan, keterampilan, jawaban atas pertanyaan/ diskusi yang diberikan oleh asisten, kerapian dan pengaturan tempat kerja, kemampuan bekerja sendiri, kebenaran pencatatan data, ketaatan pada instruktur atau peraturan, penguasaan materi praktikum dan kemauan kerja.
Setelah selesai bekerja, kembalikan semua peralatan yang di pinjam kepada Petugas Lab. Jangan tinggalkan lab sebelum petugas membubuhkan tanda tangan pada daftar investaris anda.
Untuk percobaan tertentu (ditentukan oleh Pemimpin Praktikum), diminta dibuatkan laporan. Serahkan laporan pada saat percobaan berikutnya.
b. Kebersihan Tempat Kerja
Untuk setiap praktikan disediakan meja tertentu yang akan terus digunakan selama melakukan percobaan. Selama bekerja haruslah dijaga supaya meja tempat nbekerja tidak kotor, basah dan penuh dengan barang-barang yang tidak perlu. Janganlah sekali-kali meninggalkan meja yang kotor. Biasakan memeriksa apakah kran gas dan keran air telah tertutup. Tempat cuci tidak boleh diisi dengan barang-barang yang tidak larut.
c. Ketertiban
Di dalam laboratorium mahasiswa dilarang merokok, mengenakan topi, memakai sandal. Pada waktu praktikum semua mahasiswa diharuskan mengenakan jas lab lengan panjang.
d. Absensi
Jika sakit atau hal lain, mahasiswa tidak dapat datang pada suatu percobaan, maka hal tersebut hendaknya dilaporkan secepat mungkin kepada Pemimpin Praktikum, dengan membawa surat-surat yang perlu (surat dokter, dsb). Absen tanpa alasan yang syah dapat menyukarkan mahasiswa sendiri.
e. Beberapa Teknik Pengerjaan
Beberapa teknik pengerjaan dalam laboratorium, akan diterangkan kepada praktikum secara lisan, maupun dengan peragaan yang dilakukan oleh asisten.
f. Investaris Alat-alat Praktikum
Tiap meja praktikum dilengkapi dengan investaris alat-alat yang diperlukan untuk pokok tugas percobaan. Periksa kelengkapan dan keutuhan alat-alat investaris, dicocokkak daftarnya. Kerusakan atau pemecahan alat selama bekerja harus dilaporkan kepada asisten.

g. Penuntun dan Catatan Praktikum
Setiap praktikan harus menyediakan satu buku ukuran kwarto, untuk catatan praktikum. Sebelum menggunakan buku catatan tersebut, semua halaman harus diberi nomor. Suatu catatan laboratorium berisi:
1. Prinsip, tujuan
2. Pengamatan percobaan
3. Perhitungan yang perlu dan singkat
4. Jawaban pertanyaan, jika ada dalam petunjuk percobaan.
h. Tugas Sebelum Praktikum
Pada penuntun praktikum untuk setiap percobaan terdapat tugas sebelum praktikum yang harus dikerjakan dan diserahkan pada asisten sebelum melakukan percobaan.
i. Tes Praktikum
j. Laporan

2. Intruksi Laboratorium
Adapun beberapa intrusi yang harus di perhatikan yaitu sebagai berikut:
1. Laboratorium sebagai tempat latihan dan kerja, menuntut kesungguhan yang tinggi.
2. Mempersiapkan diri untuk setiap percobaan yang akan dilakukan, dengan membaca dan memahami petunjuk praktikum sebelum datang di Laboratorium. Mengikuti petunjuk secara menyeluruh dan kritis (intelegen). Penyimpangan hendaknya tidak ditutup-tutupi, melainkan dibicarakan/didiskusikan. Mencatat dan memperhatikan larangan-larangan.
3. Bekerja sesuai dengan petunjuk. Jangan bekerja serampangan, terlebih lagi bekerja tanpa mengikuti petunjuk.
4. Jika asam atau zat lain yang korosip memercik, segera dilap bagian yang terkena percikan dengan kain/kertas halus, lalu basuh/bilas dengan air banyak-banyak.
5. Jangan menyentuh zat-zat kimia kecuali yang diintruksikan.
6. Jangan menjilat atau mencicipi zat kimia yang tidak diintruksikan.
7. Pada saat mengamati/mereaksikan suatu zat, jangan hadapkan ke arah muka/badan secara tegak. Untuk membaui, jangan hirup langsung, gas yang akan dicium baunya supaya didekatkan hidung kemulut bejana, kibas-kibaskan telapak tangan didekat mulut bejana, hisap dengan perlahan-lahan.
8. Hati-hati jika memanaskan benda dari gelas, sebab gelas yang dingin dan yang panas tidak dapat dibedakan secara visual.
9. Hati-hati dengan api. Pembakar yang tidak digunakansupaya dipadamkan apinya. Setiap pembakaran harus segera dipadamkan. Gunakan kain yang sudah dibasahi dengan air untuk menungkup api. Alat pemadam di laboratorium harus diketahui secara pastitempatnta dan cara menggunakannya.
10. Laporkan setiap kecelakaan bagaimanapun kecilnya bentuk kecelakaan itu kepada asisten atau Pemimpin Praktikum yang sedang bertugas.
11. Hati-hati dengan zat-zat yang berbahaya.
12. Jangan membuang benda-benda padat kedalam wasbak cuci. Benda-benda padat (misalnya batang korek api, pasir, BaSO4, kertas saring, plastik, dsb) akan menyumbat pipa saluran pembuangan.
13. Baca label atau etiket yang tertera pada botol atau wadah reagent. Baca sekali lagi etiket pada wadah sebelum mengambil isinya (zat).
14. Ambil zat yang sesuai dengan yang diintruksikan. Janaan ambil berlebihan dan jangan pula terlalu sedikit dari mumlah yang telah diintruksikan. Jangan sekali-kali kembalikan zat atau reagent yang sudah diambil kedalam botol/wadah semula.
15. Alat dan tempat percobaan harus selalu bersih, demikian juga wadah dan meja tempat reagent disimpan. Hindarkan percikan-percikan zat/reagent. Namun apabila terjadi percikan supaya segera dibersihkan dan jangan dibiarkan terlalu lama.
16. Alat dan zat yang digunakan bersama jangan dibawa ketempat/meja sendiri, atau ketempat lain yang bukan tempatnya.
17. Pada akhir praktikum. Tugas selanjutnya adalah:
a. Membersihkan semua alat yang digunakan, lalu disimpan ditempat semula.
b. Melaporkan atas kerusakan atau hilangnya alat yang menjadi tanggung jawab kita.
c. Menutup semua kran gas yang sempat dibuka dan periksa baik-baik.
d. Membersihkan meja kerja yang telah digunakan.
e. Membasuh tangan dengan menggunakan sabun cuci.
f. Menhghadap asisten untuk berdiskusi, melaporkan dan mendapatkan persetujuan perihal catatan praktikum.




A. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
Seperti yang telah kita ketahui, dalam melakukan suatu percobaan tentunya memerlukan alat-alat praktikum. Adapun beberapa alat yang dapat kalian ketahui sebagai berikut dan akan di lampirkan pada sebuah tabel.
No. Nama Alat Fungsi
1 Plat Tetes Tempat mereaksikan zat dalam jumlah yang sangat kecil dan biasanya digunakan untuk uji iodium
2 Lumpang/Mortal Tempat untuk menghaluskan zat padat dan mencampur padatan kimia
3 Alu/Pastle Alat tumbuk yang digunakan untuk menghaluskan zat padat
4 Kaca Arloji - Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
- Tempat saat menimbang bahan kimia
- Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
5 Cawan Petri Tempat menimbang dan menyimpan bahan kimia
6 Penjepit Besi Untuk mengambil atau membawa krusibel
7 Sendok Untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat kimia ketika melakukan reaksi-reaksi kimia
8 Cawan Porselin Untuk proses peleburan dan pemanasan
9 Corong Menyaring campuran kimia dengan gravitasi
10 Pipet Tetes Mengambil cairan dalam skala tetesan kecil
11 Tang Krusibel/Gegep Untuk mengambil dan membawa krusibel
12 Penjepit Kayu Untuk menjepit tabung reaksi, mengambil alat yang tidak boleh diambil dengan tangan
13 Spatula Mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan
14 Gelas Ukur Mengukur larutan dalam skala makro
15 Labu Ukur atau labu volumetri Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur
16 Batang Pengaduk Mengaduk cairan didalam gelas kimia
17 Termometer Untuk mengukur suhu larutan
18 Gelas Kimia Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan larutan zat-zat kimia
19 Labu bundar berleher pendek Memanaskan dan menyimpan larutan
20 Labu bundar berleher panjang Memanaskan dan menyimpan larutan
21 Tabung Reaksi Mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit
22 Rak Tabung Reaksi Tempat meletakkan tabung reaksi
23 Erlenmeyer Penghisap Untuk menampung cairan hasil titrasi
24 Erlenmeyer Untuk menyimpan dan memanaskan larutan atau menampung filtrasi hasil penyaringan
25 Kaki Tiga Memanaskan, menguapkan, membakar bahan, dan untuk menyangga spiritus
26 Kasa Asbes Alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar
27 Botol Reagen Menyimpan dan membuat zat
28 Sel Volta Untuk mengaduk larutan
29 Corong Butchner Untuk menyaring zat kimia atau larutan kimia
30 Botol Semprot Untuk membilas peralatan kimia lain
31 Pembakar Spiritus Memanaskan bahan kimia
32 Sarung Tangan Untuk menutup tangan sewaktu melakukan praktikum atau dipakai ketika mengambil larutan
33 Klem Untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi
34 Statip dan Gelang besi Menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya
35 Corong pisah Untuk memisahkan larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda, seperti dalam proses ekstraksi
36 Buret Mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi
37 Pipet Volume Baru Mengambil larutan dalam jumlah yang cukup besar dari pipet tetes
38 Pipet Volume Lama Mengambil larutan kimia
39 Desikator - Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air
- Mengeringkan padatan
40 Neraca Menimbang zat-zat kimia dengan ketelitian max 1 mg
41 Sikat Tabung Membersihkan tabung

Pada tabel diatas telah dijelaskan fungsi-fungsi dari alat-alat praktikum tersebut. Selain mengetahui alat-alat praktikum dan funsinya, dbawah ini akan dijelaskan sedikit tentang alat-alat tersebut.
1. Plat Tetes

Alat ini terbuat dari porselin.
2. Alu dan Lumpang

Alat ini dapat disebut juga dengan mortal dan pestle terbuat dari porselin, kaca atau batu granit.
3. Kaca Arloji

Alat ini terbuat dari kaca bening yang terdiri dari berbagai ukuran, diameter.



4. Cawan Petri

Cawan petri atau telepa petri merupakan sebuah alat yang berbentuk seperti gelas kimia yang berbanding sangat rendah yang terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas. Cawan petri selalu berpasangan, yanag ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Cawan petri dinamai menurut nama penemunya pada tahun 1877 yaitu Julius Richard Petri (1852-1921), ahli bakteri berkebangsaan Jerman.
5. Penjepit besi
Alat ini terbuat dari besi atau baja
6. Sendok
Sendok merupakan sebuah alat yang terbuat dari porselin. Alat ini bukan sendok yang digunakan kita dalam sehari-hari, tetapi digunakan khusus untuk melakukan kegiatan selama di dalam laboratorium.
7. Cawan Porselin
Cawan porselin terbuat dari porselin yang berbentuk bundar
8. Corong
Corong bisa terbuat dari plastik ataupun kaca tahan panas, dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai yang terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek
9. Pipet tetes

Pipet tetes berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi dengan karet

10. Tang Krusibel
Alat ini terbuat dari besi dan baja
11. Penjepit Kayu


Penjepit kayu terbuat dari kayu
12. Spatula

Benda ini berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless atau alumunium
13. Gelas Ukur

Gelas ukur berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai 10 ml sampai 2 L






14. Labu Ukur

Labu ukur berupa labu dengan leher yang panjang dan tertutup, terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Labu ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 ml sampai 5 L. Alat ini biasanya juga digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Kebanyakan labu volumetri mempunyai sumbat kaca asah atau polirtilena, tudung ulir atau tudung cungkil plastik (snap caps).
15. Batang pengaduk

Batang pengaduk terbuat dari kaca tahan panas
16. Termometer

Termometer merupakan sebuah alat yang terbuat dari kaca yang tahan panas
17. Gelas kimia

Gelas kimia (beaker) atau disebut juga dengan gelas piala merupakan sebuah alat yang berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200o C. Ukuran alat ini ada yang 50 ml, 100 ml, dan 2 L
18. Labu Bundar Berleher Pendek
Alat ini berupa labu dengan leher pendek dan tertutup. Terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena akan memuai, ukuran dari 1 ml sampai 2 ml
19. Labu Bundar Berleher Panjang
Alat ini berupa labu dengan bentuk leher panjang. Alasnya ada yang bundar dan ada juga yang rata. Alat ini terbuat dari kaca yang tahan panas pada suhu 120oC-300oC. Ukurannya mulai dari 250 ml sampai 2000 ml
20. Tabung Reaksi

Tabung reaksi yaitu berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Alat ini terbuat dari kaca borosilikat tahan panas dan terdiri dari berbagai ukuran





21. Rak Tabung Reaksi

Alat ini terbuat dari kayu
22. Erlenmeyer Penghisap
Erlenmeyer penghisap berupa gelas yang diameternya semakin keatas semakin mengecil. Ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang kepompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya dari 100 ml sampai 2 L
23. Erlenmeyer

Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin keatas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 ml sampai 2 L
24. Kaki Tiga

Alat ini terbuat dari besi yang digunakan untuk menyangga alat-alat pada saat dipanaskan


25. Kasa Asbes

Kasa asbesyaitu kawat kasa yang dilapisi asbes
26. Botol Reagen

Alat initerbuat dari jenis kaca yang cukup tebal
27. Sel volta
Alat ini berupa magnet
28. Corong Buchner

Corong buchner biasanya terbuat dari porselin. Namun kadang ada juga yang terbuat dari kaca dan plastik. Dibagian atasnya terdapat sebuah silinder dengan dasar yang berpori-pori.




29. Botol Semprot

Botol semprot atu botol cucia merupakan botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Setiap praktikan hendaknya mempunyai botol cuci dengan kapasitas yang sesuai yang dapat mengalirkan air suling dari dalam ujung paruh yang disambung kebagian utama botol itu. Botol cuci digunakan bila diperlukan aliran air suling yang kecil dan terarah, seperti bila membilas dinding dalam bejana kaca untuk menjamin tidak adanya tetesan larutan sampel yang hilang.
30. Pembakar spiritus

Alat ini disebut juga dengan burner yang terbuat dari kaca
31. Sarung tangan

Alat ini terbuat dari karet yang biasanya digunakan para praktikan sebelum memulai sebuah percobaan sebagai alat pelindung keamanan dan keselamatan kerja



32. Klem

Alat ini terbuat dari besi atau baja yang digunakan untuk titrasi. Ada terdapat beberapa jenis klem yaitu;
a. Klem manice yang terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk memegang peralatan gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian belakangnya dihubungkan dengan statif menggunakan klem bosshead
b. Klem bosshead yang terbuat dari besi atau laumunium yang berfungsi untuk menghubungkan statip dengan klem manice atau pemegang corong.
33. Statip dan gelang besi.

Kedua alat ini terbuat dari baja
34. Corong pisah.
Alat ini berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak disebelah atas dan pada bagian bawahnya berkatup. Alat ini terbuat dari kaca. Corong pemisah atau corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan dalam ekstraksi cair untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang tak campur.
Umumnya salah satu fase berupa larutan air dan yang lainnya berupa pelarut organik lipofilik seperti eter, MTBE, diklorometana, kloroform, ataupun etil asetat. Kebanyakan pelarut organik berada diatas fase air kecuali pelarut yang memiliki atom dari unsur halogen. Corong pemisah yang digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca atau teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50 ml sampai 3 L. Dalam skala industri, corong pemisah bisa berukuran sangat besar dan dipasang sentrifuge.
35. Buret.
Alat ini merupakan peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya untuk mengalirkan aliran cairan yang akan dikeluarkan. Alat ini memiliki beberapa macam ukuran yaitu mulai dari 5 ml dan 10 ml dengan skala 0,01 ml, 25 ml, dan 50 ml dengan skala 0,05 ml.
Ada dua jenis buret lain yang krannya terdiri dari sepotong karet yang ujungnya dilengkapi dengan pipa kaca, yang ujungnya dibuat runcing. Untuk mengatur larutan, dipasang penjepit Mohr atau kedalam karet dimasukkan kelereng kaca.
Khusus untuk titrasi larutan panas, digunakan buret dengan kran disamping, agar panas larutan yang dititrasi tidak sampai kecairan dalam buret, sehingga tidak memoengaruhi volum larutan dalam buret. Buret yang sering digunakan, diberi skala sampai sepersepuluh mililiter. Apabila ujung atas buret tidak berbentuk corong, gunakan corong kaca bertangkai pendek.
36. Pipet Volume.

Pipet volume terdiri dari 2 macam, yaitu jenis yang lama dan yang baru.
37. Desikator

Desikator adalah sebuah bejana yaitu berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline, dan desikator biasanya terbuat dari kaca, namun kadang-kadang terbuat dari logam yang digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan atmosfer terkontrol. Karena desikator biasanya terletak dalam ruang terbuka, temperatur umumnya akan mendekati temperatur kamar. Normalnya kelembaban udara seperti inilah yang diinginkan. Objek seperti botol timbang atau krus, dan zat-zat kimia cenderung menarik kelembaban dari udara.
Desikator akan menyediakan kesempatan bagi bahan-bahan tersebut untuk berkesetimbangan dengan atmosfer yang kelembabannya rendah dan terkendali sehingga kesalahan yang disebabkan oleh penimbangan air bersama-sama dengan objek itu dapat dihindarkan.
38. Neraca Analitik

Neraca analitik yang digunakan dalam laboratorium pengantar merupakan instrumen yang akurat yang mempunyai kemampuan mendeteksi bobot pada kisaran 100 g sampai dengan ± 0,0001 g (±0,1 mg). Ini merupakan ketidaktentuan dari hanya 1 bagian persejuta, sampai tahun 1950-1n kebanyakan dari neraca ini adalah neraca dua piring, yang juga dirujuk sebagai neraca lengan sama.
Kemudian muncullah neraca piring tunggal atau lengan tak sama (kadang-kadang juga disebut neraca beban konstan), yang merupakan pengganti dari neraca dua piring. Sekarang neraca elektronik (juga disebut dengan neraca tenaga elektromagnetik) secara langsung menggantikan neraca mekanik, atau neraca piring tunggal.


Neraca Dua-piring

Lengan suatu neraca dua-piring berisi tiga ‘mata pisau” berbentuk prisma A, B, C. Ahli kimia dari Skotlandia yang bernama Joseph Black (1728-1799)Black (1728-1799) adalah orang pertama yang memperkenalkan penggunaan mata pisau, yang dibuat dari batu akik (agate), suatu bahan yang sangat getas dan keras. Baru setelah mata pisau digunakan, penimbangan anallitik dapat dilakukan dengan neraca dua-piring.
Neraca Piring- Tunggal

Neraca piring tunggal menggunakan menggunakan dua mata pisau bukannya 3, dan lengan neracanya tidak sama panjang. Sederet lengkap batu timbangan digantungkan pada lengan pendek, dan lengan panjang memiliki bobot pengimbang yang konstan (plus suatu piranti peredam) yang secara ketat diletakkan pada lengan itu. Jadi neraca yang kosong itu bermuatan Penuh.





B. Teknik Dasar Pengunaan Alat-alat Laboratorium
1. Penyaringan
Endapan atau zat-zat yang tidak melarut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Di laboratorium, untuk menyaring diperlukan corong dan kertas saring. Corong dipasang pada tempat corong, atau corong dipasang dengan klem pada statif. Di bawah corong diletakkan gelas kimia, hingga ujung tangkai corong menyentuh dinding gelas.
Corong yang sering digunakan adalah corong yang bersudut 60o C dan panjang tangkainya 10 cm. Kertas saring yang biasa digunakan adalah kertas saring berdiameter 9 dan 11 cm. Kertas saring dilipat setengah bagian, kemudian dilipat sekali lagi sehingga sisi lipatan tidak seluruhnya berimpit. Selanjutnya lipatan disobek sedikit. Kemudian kertas saring dibuka dan dipasang pada corong.
2. Pengukuran Volum
Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volum larutan, jika diperlukan volum yang tidak terlalu tepat. Gelas ukur diberi skala dalam milimeter yang dibaca dari 0 sampai 10 ml, 0 sampai 25 ml, 0 sampai 50 ml atau lebih besar lagi, dari alas kebagian atas. Untuk pengukuran yang lebih teliti digunakan pipet atau buret.
Pipet
Mengisi pipet dengan larutan atau “memipet”, sebaiknya dengan cara menyedot larutan ke dalam pipet dengan bantuan balon-pipet atau alat penyedot yang lain. Mula-mula bilas gelas kimia atau tabung reaksi dengan larutan dengan larutan dari labu takar. Kemudian tuangkan larutan ke dalam gelas kimia atau tabung reaksi, untuk membilas pipet. Pipet 3 sampai 5 ml larutan, kemudian pegang pipet pada arah horizontal, lalu pipet diputar-putar sehingga semua bagian dalam pipet dibasahi larutan. Pegang pipet dengan ibu jari dan jari tengah. Gunakan jari telunjuk untuk menekan ujung atas pipet, tidak terlampau kuat tetapi seringan mungkin, cukup menjaga agar larutan tidak keluar. Sebelum ujung pipet dicelupkan kedalam larutan, tetesan cairan yang terdapat di ujung pipet ditiup keluar, atau tetesan cairan ini diusap dengan kertas saring. Jangan memasukkan pipet terlampau dalam di dalam larutan, dan ketika menyedot larutan, ujung pipet berada dalam larutan.
Sedot larutan sampai kira-kira 1 cm diatas garis batas. Kemudian hentikan penyedotan dan menutupi ujung pipet dengan jari telunjuk. Pegang pipet pada arah vertikal dan garis batas volum berada pada ketinggian yang sama dengan mata. Kurangi tekanan jari telunjuk pada pipet, sehingga larutan mengalir keluar sampai dasar misniskus mencapai garis batas. Sentuhan ujung pipet pada suatu alat gelas untuk menyingkirkan tetesan yang terdapat di ujung pipet. Selanjutnya, larutan dikeluarkan melalui dinding bejana penampung, dengan kedudukan pipet vertikal dan ujung pipet menyentuh dinding bejana, selama kurang lebih 15 detik.
3. Buret
Buret yang sering digunakan, diberi skala sampai sepersepuluh milimeter. Apabila ujung atas buret tidak berbentuk corong, gunakan corong kaca bertangkai pendek. Letakkan selapis kertas antara dinding buret dan tangkai corong, agar udara dalam buret dapat keluar. Agar ujung buret dibawah kran di isi penuh cairan, alirkan larutan keluar dengan cepat dengan cara membuka kran sebesar mungkin.
Isi buret sehingga permukaan cairan sedikit diatas garis nol. Dengan pengaduk yang dibungkus dengan kertas saring, keringkan dinding bagian dalam buret disebelah atas. Perhatikan agar ujung kertas tidak menyentuh permukaan larutan. Buka kran dan biarkan larutan mengalir sehingga permukaan larutan tepat pada garis skala.
4. Neraca
Berbagai macam neraca dapat di jumpai di laboratorium. Neraca yang digunakan di laboratorium yang perlu dipelihara dengan baik, dan digunakan dengan hati-hati.
Ada aturan umum senantiasa harus diperhatikan:
a. Neraca harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Perbaikan sekesil apapun harus dilakukan oleh petugas ahlinya.
c. Zat kimia tidak boleh diletakkan langsung pada piring neraca, gunakan kertas, kaca arloji, atau botol timbang.
d. Benda yang akan ditimbang, diletakkan di piring kiri, anak timbangan di piring kanan.
e. Kecuali pada timbangan kasar, anak timbangan tidak dipegang dengan jari, gunakan selalu pinset.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan:
Neraca berpiring satu
a. Jangan meletakkan zat langsung pada piring neraca. Gunakan gelas kimia atau kaca arloji.
b. Membersihkan bagian luar wadah yang mengandung cairan, sebelum ditempatkan pada piring neraca.
c. Catat berat benda yang ditimbang sebelum di angkat.
Neraca berpiring dua
a. Atur sehingga ayunan kekiri dan kekanan sampai dari titik nol
b. Letakkan zat yang akan ditimbang dipiring kiri, dan anak timbang dipiring kanan.Gunakan pinset untuk mengambil anak timbangan.
c. Jangan meletakkan benda dipiring neraca selama neraca berayun
d. Jika ayunan kekiri dan kekanan sudah sama dari titik nol, hitung jumlah anak timbangan pada pring, catat berat dan cek kembali jumlah anak timbangan ketika mengembalikannya ke kotak anak timbangan
e. Tutup pintu neraca.
5. Menggunakan pipet volumetrik
Langkah-langkah dalam menggunakan pipet volumetrik sebagai berikut:
a. Lumasi pangkal pipet dengan air sebelum memasukkannya ke bola karet. Dekatkan kedudukan kedua tangan anda untuk menghindari kemungkinan kecelakaan,
b. Basahi bagian dalam pipet dengan sedikit cairan yang akan dialihkan. Buanglah cairan ini.
c. Gunakan bola pipet (jangan dengan mulut) untuk menghisap cairan sampai diatas tanda tera. Lepaskan bola dan segera letakkan jari anda agar cairan tidak mengalir keluar, sampai dasar miniskus tepat pada tanda tera.
d. Sentuhkan tetes terakhir pada ujung pipet kewadah penampung (erlenmayer atau piala). Jangan meniup kelebihan cairan sebab volume cairan yang tertinggal itu memang sudah diperhitungkan dalam kalibrasi pipet.
6. Penggunaan batang pengaduk
Sesuai namanya, batang pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi, biasanya dalam beker. Disamping itu batang pengaduk digunakan dalam memindahkan larutan dari bejana satu ke bejana lain. Bila suatu larutan air dituang dari bibir suatu bejana seperti beker ada kecenderungan sejumlah cairan akan mengalir disepanjang dinding luar kaca itu. Ini dapat dicegah dengan menuangkan larutan itu melewati batang pengaduk, dimana batang tersebut dibuat bersentuhan dengan bibir bejana dan mengarahkan aliran cairan kedalam bejana penerima.
Batang pengaduk juga berperan sebagai pegangan untuk ”rubber policmen” (sepotong selang karet yang satu ujungnya dilelehkan sehingga merekat menjadi satu, dan lewat ujung lain batang pengaduk dimasukkan kedalam selang; benda ini digunakan untuk menyelamatkan sejumlah kecil endapan yang menempel pada dinding dalam beker).
7. Penggunaan labu ukur
Mengisikan larutan yang akan di encerkan atau dipadatkan yang akan dilarutkan . tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok. Kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikan labu sampai larutan homogen.
8. Penggunaan corong Butchner
Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternyha sama dengan diameter corong.
9. Penggunaan corong pisah
Cara menggunakannya:
Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan dalam lubang atas, katup dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horizontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas keluarkan larutan bagian bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.
10. Penggunaan desikator
Cara menggunakannya:
a. Dengan membuka tutup desikator dengan menggeserkannya kesamping
b. Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama
Keterangan:
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 100o C sampai warnanya kembali biru.

11. Neraca analitik
Cara menggunakan neraca analitik:
a. Nol kan terlebih dahulu neraca tersebut
b. Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
c. Baca nilai yang tertera pada layar neraca
d. Setelah digunakan nolkan neraca tersebut.
Di atas telah dijelaskan beberapa teknik dasar dalam penggunaan alat-alat laboratorium, tetapi tidak semua alat laboratorium. Hanya sebagian besar saja.
C. Membersihkan Alat-alat
Hasil eksperimen yang baik dapat dicapai antara lain menggunakan alat-alat yang bersih. Alat-alat ukur seperti labu ukur, gelas ukur, pipet dan buret yang kotor dapat mengakibatkan pengukuran yang salah. Botol-botol reagen, gelas kimia, labu erlenmeyer yang kotor yang digunakan untuk zat-zat atau larutan untuk eksperimen, akan menyebabkan pembuatan pereaksi untuk eksperimen itu terkotori, sehingga akn memperoleh data yang salah oleh eksperimen itu.
Alat-alat laboratorium harus selalu disimpan dalam keadaan bersih. Biasakan membersihkan alat-alat segera setelah alat itu digunakan. Adalah mudah untuk membersihkan alat-alat yang baru saja dipakai. Alat-alat dari gelas dicuci dengan menggunakan detergen, kemudian dibilas dengan air keran. Dalam hal tertentu setelahdibilas dengan air kran perlu dibilas dengan air suling.
Alat-alat volumetri seperti pipet dan buret harus bebas lemak. Membersihkan pipet dan buret yang berlemak dapat digunakan larutan kalium dikromat. Larutan ini dibuat dengan cara melarutkan 20 g K2Cr2O7 kedalam 30 ml air, kemudian tambahkan asam sulfat pekat sampai volume menjadi 100 ml. Buret dan pipet yang berlemak di rendam selama beberapa jam atau sampai semalam dalam larutan ini. Setelah dicuci dengan air kran kemudian dibilas dengan air suling.







BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Dari uraian yang sudah dijelaskan diatas kami dapat menyimpulkan sebagai berikut.
1. Dalam melakukan suatu praktikum, kita harus mengetahui tata tertib dalam melakukan praktikum di laboratorium. Oleh karena itu, kita harus mematuhi tata tertib yang ada.
2. Kita dapat mengetahui berbagai bentuk alat praktiku beserta fungsinya.
3. Kita dapat mengetahui cara kerja dalam menggunakan alat-alat praktikum.
4. Kita dapat membersihkan alat-alat praktikum dengan berbagai cara.

B. Saran
Kita sebagai mahasiswa harus mengenal semua alat-alat yang ada di laboratorium sehinga kita bisa menggunakannya dengan tepat dan cermat. Pengenalan alat laboratorium sangatlah penting oleh semua mahasiswa MIPA khususnya jurusan Kimia karena ilmu Kimia selalu berkaitan dengan hal eksperimen.

Ringkasan kebudayaan islam

KEBUDAYAAN ISLAM
A. KEBUDAYAAN ISLAM
SECARA umum arti kebudayaan yang sebenarnya ialah suatu hasil daya pemikiran dan pemerahan tenaga lahir manusia, ia adalah gabungan antara tenaga fikiran dengan tenaga lahir manusia ataupun hasil daripada gabungan tenaga batin dan tenaga lahir manusia. Apa yang dimaksudkan gabungan antara tenaga batin (daya pemikiran) dengan tenaga lahir ialah apa yang difikirkan oleh manusia itu terus dibiat dan dilaksanakan. Apa yang difikirkannya itu dilahirkan dalam bentuk sikap. Maka hasil daripada gabungan inilah yang dikatakan kebudayaan.
Agama Islam adalah wahyu dari Allah SWT yang disampaikan kepada Rasulullah SAW yang mengandung peraturan-peraturan untuk jadi panduan hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. tetapi agama-agama diluar Islam memang kebudayaan, sebab agama-agama tersebut adalah hasil ciptaan manusia daripada daya pemikiran mereka, daripada khayalan dan angan-angan.
Agama Islam mendorong umatnya berkebudayaan dalam semua aspek kehidupan termasuk dalam bidang ibadah. Contohnya dalam ibadah yang asas yaitu sembahyang.
Perintah itu bukan kebudayaan karena ia adalah wahyu daripada Allah SWT. Tetapi apabila kita hendak melaksanakan perintah "dirikanlah sembahyang" maka timbullah daya pemikiran kita, bagaimana hendak bersembahyang, dimana tempat untuk melaksanakannya dan lain-lain. Secara ringkas, kitapun bersembahyanglah setelah mengkaji Sunnah Rasulullah yang menguraikan kehendak wahyu itu tadi. Firman Allah :
Terjemahnya: Tiadalah Rasul itu berkata-kata melainkan wahyu yang diwahyukan padanya (An Najm: 3-4)
Umpamanya kalau sembahyang berjemaah, kita berbaris, dalam saf-saf yang lurus dan rapat. Jadi dalam kita melaksanakan barisan saf yang lurus dan rapat itu adalah budaya, karena ia hasil usaha tenaga lahir kita yang terdorong dari perintah wahyu.
Dan kalau dilihat dalam ajaran Islam, kita dikehendaki bersembahyang di tempat yang bersih. Jadi perlu tempat atau bangunan yang bersih bukan saja bersih dari najis tetapi bersih daripada segala pemandangan yang bisa menganggu kekhusyukan kita pada saat kita bersembahyang. Maka terpaksalah kita umat Islam menggunakan pikiran, memikirkan perlunya tempat-tempat sembahyang yaitu mushalla, surau ataupun mesjid. Apabila kita membangun surau atau mesjid hasil dari dorongan wahyu "Dirikanlah sembahyang" itu maka lahirlah kemajuan, lahirlah kebudayaan.
Jadi agama Islam mendorong manusia berkebudayaan dalam beribadah padahal ia didorong oleh perintah wahyu "Dirikanlah sembahyang" yang bukan kebudayaan. Tapi karena hendak mengamalkan tuntutan perintah wahyu ini, maka muncullah bangunan-bangunan mesjid dan surau-surau yang beraneka bentuk dan didalamnya umat Islam sembahyang berbaris dalam saf-saf yang lurus dan rapat. Ini semua merupakan kebudayaan hasil tuntutan wahyu.
Begitu juga dengan kebudayaan dalam bergaul dalam masyarakat dalam Al-Qur'an ada perintah:
Terjemahnya: Hendaklah kamu bertolong bantu dalam berbuat kebajikan dan ketaqwaan. Dan jangan kamu bertolong bantu dalam membuat dosa dan permusuhan (Al Maidah: 2)
Dalam perniagaan umat Islam semaksimal mungkin memperhatikan untuk mengahsilkan barang makanan yang bersih lagi suci di sisi syariat Islam. Dengan ini timbullah daya usaha ke arah melahirkan pabrik-pabrik yang memproses makanan secara Islam, dimana penyediaan, pengemasan makanan dan penyimpanan makanan yang suci dan dijamin halal dilakukan. Oleh karena itu, kebudayaan Islam dibidang perusahaan dan perindustrian makanan akan timbul dengan sendirinya. Kemajuan akan bangun dengan pesatnya. Jadi, kemajuan di bidang perindustiran makanan sewajarnya telah lama wujud dalam masyarakt Islam jika mereka benar-benar menghayati perintah Allah dan Rasul-Nya.
Begitu juga halnya dengan arahan-arahan lain dalam agama Islam ini, kalau dapat kita laksanakan akan lahirlah kebudayaan dan kemajuan dalam kehidupan kita. Jadi Islam itu mendorong orang berkebudayaan, Sebarang kehendak dalam ajaran Islam apabila difikir dan dilaksanakan dengan tenaga lahir akan melahirkan kemajuan. Kemajuan yang kita cetuskan hasil daripada dorongan agama Islam itulah yang dikatakan kebudayaan.
Sebagai contoh, umat Islam hari ini memakai pakaian yang terbuka seperti shirt, gaun dan sebagainya. Ini adalah orang Islam yang berkebudayaan orang lain (Barat). apa yang dilakukan ini bukan kebudayaan Islam, tetapi kebudayaan orang lain yang diamalkan atau dilaksanakan oleh orang Islam. jadilah ia orang Islam yang berkebudayaan orang lain. Artinya kalau kita meniru Jepang, maka jadilah kita orang Islam yang berkebudayaan Jepang.
Kalau begitu tentulah terlalu banyak perkara yang telah dilakukan oleh masyarakat Islam sejak ratusan tahun dulu, hingga zaman ini bukan dari kebudayaan Islam tetapi dikaitkan dengan kebudayaan Islam. Contohnya ada patung-patung yang pernah dibuat oleh orang-orang Islam ratusan tahun dahulu yang sudah dikaitkan orang dengan kebudayaan Islam. Mana ada dalam ajaran Islam yang membenarkan membuat patung? Itu sebenarnya adalah perbuatan orang Islam yang berkebudayaan orang lain.
Jadi apa sebenarnya kebudayaan Islam? Umumnya suatu yang dicetuskan itu bersih dengan ajaran Islam baik dalam bentuk pemikiran ataupun sudah berupa bentuk, sikap atau perbuatan, dan ia didorong oleh perintah wahyu. Itulah yang benar-benar dinamakan kebudayaan Islam.
B. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM
Seperti sudah kita lihat, keluhuran hidup Muhammad adalah hidup manusia yang sudah begitu tinggi sejauh yang pernah dicapai oleh umat manusia. Hidup yang penuh dengan teladan yang luhur dan indah bagi setiap insan yang sudah mendapat bimbingan hati nurani, yang hendak berusaha mencapai kodrat manusia yang lebih sempurna dengan jalan iman dan perbuatan yang baik. Dimana pulakah ada suatu keagungan dan keluhuran dalam hidup seperti yang terdapat dalam diri Muhammad ini, yang dalam hidup sebelum kerasulannya sudah menjadi suri teladan pula sebagai lambang kejujuran, lambang harga diri dan tempat kepercayaan orang. Demikian juga sesudah masa kerasulannya, hidupnya penuh pengorbanan, untuk Allah, untuk kebenaran, dan untuk itu pula Allah telah mengutusnya. Suatu pengorbanan yang sudah berkali-kali menghadapkan nyawanya kepada maut. Tetapi, bujukan masyarakatnya sendiri pun - yang dalam gengsi dan keturunan ia sederajat dengan mereka - yang baik dengan harta, kedudukan atau dengan godaan-godaan lain -mereka tidak dapat merintanginya.
Kehidupan insani yang begitu luhur dan cemerlang itu belum ada dalam kehidupan manusia lain yang pernah mencapainya, keluhuran yang sudah meliputi segala segi kehidupan. Apalagi yang kita lihat suatu kehidupan manusia yang sudah bersatu dengan kehidupan alam semesta sejak dunia ini berkembang sampai akhir zaman, berhubungan dengan Pencipta alam dengan segala karunia dan pengampunanNya. Kalau tidak karena adanya kesungguhan dan kejujuran Muhammad menyampaikan risalah Tuhan, niscaya kehidupan yang kita lihat ini lambat laun akan menghilangkan apa yang telah diajarkannya itu.
Tetapi, seribu tigaratus limapuluh tahun ini sudah lampau, namun amanat Tuhan yang disampaikan Muhammad, masih tetap menjadi saksi kebenaran dan bimbingan hidup. Untuk itu cukup satu saja kiranya kita kemukakan sebagai contoh, yaitu apa yang diwahyukan Allah kepada Muhammad, bahwa dia adalah penutup para nabi dan para rasul. Empat belas abad sudah lalu, tiada seorang juga sementara itu yang mendakwakan diri bahwa dia seorang nabi atau rasul Tuhan lalu orang mempercayainya. Sementara dalam abad-abad itu memang sudah lahir tokoh-tokoh di dunia yang sudah mencapai kebesaran begitu tinggi dalam pelbagai bidang kehidupan, namun anugerah sebagai kenabian dan kerasulan tidak sampai kepada mereka. Sebelum Muhammad memang sudah ada para nabi dan rasul yang datang silih berganti. Mereka semua sudah memberi peringatan kepada masyarakatnya masing-masing bahwa mereka itu sesat, dan diajaknya mereka kepada agama yang benar. Namun tiada seorang diantara mereka itu yang menyebutkan, bahwa dia diutus kepada seluruh umat manusia, atau bahwa dia adalah penutup para nabi dan para rasul. Sebaliknya Muhammad, ia mengatakan itu, dan sejarah pun sepanjang abad membenarkan kata-katanya. Dan itu bukan suatu cerita yang dibuat-buat, tetapi memang hendak memperkuat apa yang sudah ada, serta menjelaskan sesuatunya, sebagai petunjuk dan rahmat bagi mereka yang beriman.
"Tuhan tidak akan memaksa seseorang di luar kesanggupannya. Segala usaha baik yang dikerjakannya adalah untuk dirinya, dan yang sebaliknya pun untuk dirinya pula. 'Ya Allah, jangan kami dianggap bersalah, bila kami lupa atau keliru. Ya Allah, janganlah Kaupikulkan kepada kami beban seperti yang pernah Kaupikulkan kepada mereka yang sebelum kami. Ya Allah, jangan hendaknya Kaupikulkan kepada kami beban yang kiranya takkan sanggup kami pikul. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan berilah kami rahmat. Engkau jugalah Pelindung kami terhadap mereka yang tiada beriman itu." (Qur'an, 2: 286)


PRINSIP-PRINSIP KEBUDAYAAN ISLAM
Kebudayaan Islam berdasarkan pada beberapa prinsip:
1. Tuhan dalam Islam hanya Allah saja, maka semua perintah Allah
diperlakukan bagi seluruh manusia dimanapun mereka berada, hal tersebut
melingkupi seluruh manusia baik sebagai subjek (melaksanakan perintah-
perintah Allah) dan juga sebagai objek (semua perintah Allah dilaksanakan
manusia).
2. Pranata dunia baru yang diatur Islam merupakan pranata yang dipenuhi
dengan perdamaian. Penjajahan, perseteruan di antara bangsa-bangsa di dunia
harus dihapuskan. Mewujudkan suatu perdamaian harus bersifat umum dan
transparan bagi seluruh manusia, perseorangan maupun kelompok. Peraturan
perdamaian harus diberikan kepada semua orang tanpa pandang bulu,
diharapkan secara keseluruhan diterima dengan sepenuh hati tanpa adanya
paksaan.
3. Hukum Islam mengenai berbagai macam bangsa dan negara.
Penawaran perdamaian yang diberikan oleh negara Islam kepada
negara-negara di seluruh dunia diterima dengan baik, hal itu berarti telah
terwujud suatu Pax Islamica (Pranata Dunia Baru), maka semua negara yang
ada didalamnya berhak memperoleh privilege, sehingga tata aturan yang
meliputi berbagai macam bidang, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya,
agama, pertahanan dan keamanan akan mendapatkan perlindungan dari
negara Islam yang sudah terbentuk.



4. Hukum yang berkaitan dengan perang.
Hukum Islam dalam menyatakan perang tidak berada pada lembaga
eksekutif, namun pada Mahkamah Agung yang akan membuktikan serangan
atau ketidakadilan yang dilakukan negara Islam dan warga negaranya (Al
Faruqi, 1982: 199). Mahkamah Agung dapat menerapkan hukuman baik yang
berasal dari pengadilan maupun Allah bagi seseorang yang membunuh,
merusak harta benda, menyerang pendeta, wanita dan anak-anak, kecuali
apabila mereka secara langsung ikut dalam peperangan.
Islam mewajibkan orang Islam agar selalu siap berkorban jiwa raga
untuk membela kebenaran dan keadilan. Seorang muslim yang syahid dalam
medan perang pahalanya sorga. Meninggal bagi seseorang yang berjihad di
jalan Allah itu merupakan penghormatan yang paling tinggi yang dapat
dicapai manusia.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 169 dan surat At Taubah
ayat 88, artinya: “Janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur dalam
peperangan di jalan Allah itu mati. Tidak, bahkan mereka tetap hidup dan
mendapat rezeki dari Tuhannya”, “Tapi Rasul dan orang-orang beriman yang
bersamanya berjuang, baik dengan harta maupun jiwa raga mereka. Itulah
orang-orang yang memperoleh kebaikan dan mereka itulah orang-orang yang
berbahagia” (Departemen Agama, 1989: 105, 294).







A. SIMPULAN
Kata agama dan kebudayaan merupakan dua kata yang seringkali bertumpang tindih, sehingga mengaburkan pamahaman kita terhadap keduanya. Banyak pandangan yang menyatakan agama merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi tak sedikit pula yang menyatakan kebudayaan merupakan hasil dari agama. Hal ini seringkali membingungkan ketika kita harus meletakan agama (Islam) dalam konteks kehidupan kita sehari-hari.
Koentjaraningrat mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu(i) . Koentjaraningrat juga menyatakan bahwa terdapat unsur-unsur universal yang terdapat dalam semua kebudayaan yaitu, sistem religi, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, serta sistem teknologi dan peralatan(ii).
Pandangan di atas, menyatakan bahwa agama merupakan bagian dari kebudayaan. Dengan demikian, agama (menurut pendapat di atas) merupakan gagasan dan karya manusia. Bahkan lebih jauh Koentjaraningrat menyatakan bahwa unsur-unsur kebudayaan tersebut dapat berubah dan agama merupakan unsur yang paling sukar untuk berubah.

Jumat, 05 November 2010

makalah bumi dalam alam semesta

MAKALAH ILMU KEALAMAN DASAR

“Bumi Dalam Semesta”


DOSEN PEMBIMBING:
Arif Sholahudin, S. Pd, M.Si






KELOMPOK I B
ANGGOTA KELOMPOK:
Aan Aji Priyambodo (A1C310237)
Emilia Santi (A1310238)
Farida Olfah (A1C310206)
Linda (A1C310215)
Hj. Neily Rahmi (A1C310221)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2010
KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada kita jalan kemudahan, kesehatan lahir dan batin dan telah memberikan nilai guna kepada kita semua atas berbagai ilmu yang bermanfaat.
Alhamdulillah, dengan dengan hidayah dan ridho Allah, kami dapat menyusun makalah ini. Makalah ini diharapkan dapat membawa wawasan pada pembacanya, khususnya teman-teman mahasiswa. Makalah ini berisi tentang “ BUMI DALAM ALAM SEMESTA “
Penyusun juga meucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penyusun juga menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangan penyusun harapkan dari para pembaca, demi kesempurnaan makalah ini.







Banjarmasin, 12 Oktober 2010



Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
BAB II MATERI BEMBAHASAN 3
2.1 BUMI DALAM ALAM SEMESTA 3
2.1.1 Pembentukkan Alam Semesta 3
2.1.2 Pembentukkan Tata Surya 5
2.2 Bumi Sebagai Planet 7
2.3 Sturuktur Bumi 8
2.4 Pembentukan Benua Dan Samudera 11
BAB III PENUTUP 13
Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 15














BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Terjadinya alam semesta hanya Allah SWT yang tahu. Bagi manusia alam semesta masih merupakan misteri, masih merupakan peristiwa yang gaib dan penuh rahasia. Namun walaupun demikian para ahli ilmu pengetahuan alam masih terus mengadakan penelitian-penelitian untuk mengungkap tabir misteri tersebut. Apa, mengapa, bagaimana dan kapan terjadi alam semesta ini. Oleh karena manusia dengan mempergunakan segala kemampuannya, mempergunakan teknologi canggih terus berusaha untuk mengungkapkann misteri alam semesta ini
Pada awalnya, manusia menganggap bahwa bumi ini mempunyai kedudukan yang istimewa di alam semesta ini, karena melihat bahwa matahari terbit di sebelah timur, pada tengah hari ada di atas kepala kita dan terbenam di sebenam barat. Hal ini berarti matahari mengitari bumi. Anggapan ini pula yang mendasari hipotesis “Geosentris” dari Ptolomeus.
Pandangan geosentris berubah, setelah Copernicus mengemukaan teori “Heliosentris”, yang mengemukaan bahwa sebenarnya bumi tidak memiliki kedudukan istimewa di alam semesta ini. Bumi adalah salah satu planet,yang bersama planet-planet lain bergerak mengitari bumi. Meskipun sejak abad 18 manusia sudah menyadari bahwa bumi adalah sebuah planet yang bergerak mengitari matahari, kesadaran ini baru muncul dengan kuat pada para kedua abad ke-20. Pada masa ini penerbanagn pesawat ruang angkasa semakin maju. Gambar-gambar bumi yang dilihat dari angkasa hasil pemotretan pesawat-pesawat angkasa ini membuat kesadaran yang muncul menjadi makin berkembang.
Kebanyakan dari kita bertanya tentang bagaimana alam semesta berasal,kemana bergeraknya dan bagaimana hukum-hukum mempertahankan keteraturan dan keseimbangan selalu menjadi topik yang menarik.Para ilmuwan dan pakar membahas subyek ini dengan tiada henti dan telah menghasilkan beberapa teori. Teori ini berlaku sampai awal bad ke-20 ialah bahwa alam semesta mempunyai ukuran yang tidak terbatas,ada tanpa awal,dan bahwa terus ada untuk selama-lamanya. Menurut pandangan ini,yang disebut “model alam semesta statis”,alam semesta tidak mempunyai awal ataupun akhir.

1. 2 Tujuan
Makalah Bumi dalam alam semesta ini mempunyai beberapa tujuan yaitu:
a.Untuk mengetahui proses terbentuknya alam semesta dan tata surya.
b.Untuk mengetahui bumi sebagai planet yang mempunyai kelebihan dan bermanfaat bagi manusia.
c.Untuk mengetahui struktur bumi.
d.Untuk mengetahui pembentukan benua dan samudera.





















BAB II
MATERI PEMBAHASAN



2.1 Pembentukan Alam Semesta Dan Tata Surya

2.1.1 Pembentukan Alam Semesta
Alam semesta yang kita ketahui sekarang ini awal mulanya berasal dari gas yang berserakan secara teratur di angkasa kemudian menjadi kabut (menjadi kumpulan-kumpulan kosmos). Dalam pengertian alam semesta mencakup tentang Mikrokosmos dan Makrokosmos.
Pengertian alam semesta itu sendiri mencakup tentang mikrokosmos dan makrokomos, para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di dalamnya. Manusia sebagai makhluk tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya, untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang di amati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di bumi, timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta. Teori tersebut di kelompokkan menjadi:
1). Teori Keadaan Tetap (steady-state theory)
Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan, bahwa alam semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebutlah alam semesta terjadi. Teori ini menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk tumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati. Jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semsta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya.
Dengan di ketahuinya kecepatan radial galaksi-galaksi dengan bumi dari pemotretan hasil satelit, maka disimpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis spectra yang menuju ke panjang gelombang yang lebih besar yaitu kearah merah yang di sebut dengan pergeseran merah. Hasil penemuan itulah yang menguatkan teori bahwa alam semesta selalu berekspansi dan berkontraksi.Siklus tersebut diduga berlangsung dalam waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi serta bintang-bintangnya.Ekspansi ini di dukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen dan akhirnya akan membentuk berbagai unsur lain yang lebih kompleks. Sedangkan masa kontraksi galaksi dan bintang yang terbentuk, meredum dan unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Dengan demikian harus ada ledakan yang memulai adanya pengembangan.

2). Teori Ledakan Dahsyat (Big Bang Theory)
Teori ini menyatakan bahwa alam semsta ini berasal dari kondisi super padat dan panas yang kemudian meledak, mengembang sekitar 13.700 juta tahun yang lalu. Teori ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu masa yang sangat besar sekali dan mempunyai berat jenis yang sangat besar, meladak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Massa itu kemudian berserak mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan.
Setelah berjuta-juta tahun, masa yang berserak itu berbentuk kelompok galaksi yang ada sekarang. Mereka terus bergerak menjauhi titik pusatnya. Teori ini didukungan oleh kenyataan dari pengamatan bahwa galaksi itu memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Menurut teori ini ada beberapa masa yang penting selama terjadinya alam semesta, yakni:
a. Masa batas dinding planck yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-43 detik berdasarkan hasil perhitungan Panck.
b. Masa Jify yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-23 detik, dengan jari-jari alam semesta 10-13 cm dengan kerapatnnya 1055 kali kerapatan air.
c. Masa Quark yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik. Pada masa ini partikel-partikel saling bertumpang tindih da tidak berstruktur serta diikuti dengan terbentuknya hadron yang mempunyai kerapatan 109 ton tiap sentimeter kubik.
d. Masa pembentukan Lipton yaitu masa pada saat alam semsta berumur 10- detik.
e. Masa radiasi yaitu masa alama semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat terbentuknya fusi hidrogen menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat Kelvin. Pada saat usia alam semesta berumur 105 sampai 106 tahun mepunyai suhu 3000 derajat Kelvin.
f. Masa pembentukan Galaksi yaitu pada usia alam semesta 108-109 tahun. Pada saat usia ini galaksi masih berupa kabut Pilin yang berputar membentuk piringan raksasa.
g. Masa pembentukan tata surya yaitu pada usia 4,6 x 109 tahun.

3). Teori Creatio Continua
Dikemukakan oleh Fred hoyle, Bindi dan Gold. Teori ini menyatakan bahwa saat siciptakan alam semesta ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada,alam semesta tidak pernah bermula dan tidak pernah berakhir.

2.1.2 Pembentukkan Tata Surya


Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dari benda-benda lain seperti planet, satelit, meteor – meteor, komet – komet, debu dan gas antar planet yang beredar mengililinginya. Keseleruhan system ini bergerak mengililingi pusat galaksi. Bagaimana tata surya terbentuk? Banyak teori tentang asal usul tata surya dikemukakan orang, tetapi belum ada satu pun yang dapat diterima oleh semua pihak. Diantara teori itu antara lain :
1). Hipotesis Nebuler/debu
Hipotesis ini dikemukakan oleh Kant dan Laplace pada tahun 1796. Ia yakin bahwa system tata surya terbentuk dari kondensasi awan panas. Pada proses kondensasi tersebut sebagian terpisah dan merupakan cincin yang mengililingi pusat. Pusatnya itu menjadi sebuah bintang atau matahari. Bagian yang mengililingi pusat tersebut, dengan cara yang sama berkondensasi membentuk suatu formula yang serupa dengan terbentuknya matahari tadi. Setelah mendingin, benda – benda ini akan menjadi planet - planet seperti bumi dalam benda yang mengililinginya.
2). Hipotesis Planettesimal
Dikemukakan oleh Chamberlain dan Moulton. Hipotesis ini bertitik tolak dari pemikiran hipotesis nebular yang menyatakan bahwa sistem tata surya terbentuk dari kabut gas yang sangat besar, berkondensasi. Perbedaannya adalah terletak pada asumsi bahwa terbentuknya planet itu tidak harus dari satu badan, tetapi diasumsikan adnya bintang besar lain yang sedang lewat didekat bintang yang merupakan bagian dari tata surya kita. Kabut gas dari bintang lain itu, sebagian berpngaruh oleh daya tarik matahari kita dan setelah mendingin terbentuklah benda – benda yang disebut planettesimal.
3). Teori Tidal/ pasang surut
Hipotesis ini dikemukakan oleh James dan Harold Jeffreys pada tahun 1919.menurut teori ini, ratusan juta tahun yang lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang. Pada saat itu, sebagian matahari tertarik dan lepas. Dari bagian matahari yang lepas inilah kemmudian terbentuk planet – planet.
4). Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis ini berpendapat bahwa kemungkinan matahari terdahulu merupakan sepasang bintang kembar. Oleh sesuatu sebab, salah satu bintang meledak dan akibat gaya tarik gravitasi, bintang yang satunya sekarang menjadi matahari. Pecahan tersebut tetap berada disekitar dan beredar mengililinginya.
5). Teori G.P. Kuiper
Dikemukakan oleh G.P. Kuiper pada tahun 1950. G.P Kuiper mengajukan teori berdasarkan keadaan yang ditemui di tata surya dan menyuarakan penyempurnaan atas teori-teori yang telah dikemukakan yang mengandalkan matahari serta semua planet-planet berasal dari gas purba yang ada di ruang angkasa.

2.2 Bumi Sebagai Planet

Bumi adalah planet ketiga dari 8 planet dalam tata surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6milyar tahun jarak antara bumi dengan matahari adalah 149,6 juta kilometer atau 1 AU (ing: ASTRONOMICAL UNIT).
Bumi kita tidak bulat sempurna, melainkan pepat pada kutub – kutubnya dan menggelembung pada equatornya. Jari- jari dikutub bumi adalah 6.356,8 Km sedangkan pada equator jari- jari nya 6.378,2 Km. pepat nya bola bumi ini disebabkan pada saat baru terbentuk bumi belum terlalu padat dan rotasinya membuat menggelembung pada bagian yang tegak lurus sumbu rotasi, yaitu bagian equator.
Ciri bumi dapat juga ditunjukkan oleh nilai massa jenisnya. Dengan mengetahui masa jenis bumi kita dapat mempekirakan bahan-bahan penyusun bumi khususnya bagian dalam bumi. Kita telah mengetahui massa dan jari-jari bumi. Jika kita anggap bumi berbebtuk bola, maka volum bumi dapat kita hitung dengan rumus volum bola (4/3)R2, dengan R adalah jari-jari bumi. Massa jenis rata-rata bumi kira-kira 5.500 kg/m3 atau 5,5 massa jenis air (1000 kg/m3).
Selain memiliki massa jenis bumi juga melakukan rotasi. Rotasi adalah perputaran bumi berputar pada porosnya. Waktu yang diperlukan bumi untuk berotasi satu kali dmengitari porosnya adalah 1 hari atau 24 jam (tepatnya adalah 23 jam 56 menit 4,09 detik). Arah rotasi bumi adalah “arah timur” yaitu dari barat ke timur.
Rotasi bumi terhadap porosnya menyebabkan :
a) Pergantian siang dan malam hari.
b) Gerak semu harian benda langit.
c) Penggembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi.
d) Perbedaan waktu untuk tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya.
Bumi juga melakukan Revolusi yaitu gerak bumi mengitari matahari. Arah revolusi sama dengan arah rotasi, yaitu berlawan dengan arah jarum jam.Arah revolusi bumi ini diciptakan sebagai “arah timur”, yaitu gerak dari timur ke barat. Satu kali revollusi bumi (disebut periode revolusi bumi) memerlukan waktu 362,25 hari (tepatnya 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik).
Revolusi bumi mengitari matahari menyebabkan :
a) Pergantian musim
b) Perubahan lamanya siang dan malam
c) Gerak semu tahunan matahari
d) Terlihatnya bintang yang berbeda dari bulan ke bulan.

2.3 Struktur Bumi

Komposisi dan Struktur



Bumi adalah sebuah planet kebumian, yang artinya terbuat dari batuan, berbeda dibandingkan gas raksasa seperti Jupiter. Planet ini adalah yang ter besar dari empat planet kebumian,dalam kedua arti , massa dan ukuran.dari ke empat panet kebumian, juga memiliki kepadatan tertinggi, gravitasi permukaan terbesar, medan magnet terkuat dan rotasi paling cepat. Bumi juga merupakan satu-satunya planet kebumian yang memiliki lempeng tektonik yang aktif.

Bentuk
Bentuk planet bumi sangat mirip dengan bulatan gepeng (ablate spheroid). Sebuah bualtan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi,menyebabkan ukuran diameter khatulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan bumi adalah 112.742 km, atau kira-kira 40.000km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinidikan sebagai1/10.000.000 jarak antara khatulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Prancis.
Proses alam endogen/tenaga bumi yang berasal dari dalam bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaaan bumi ini.Tenaga alam eksogen berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka bumi ini seperi yang kita tahu bahwa pemukaan bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung,lembah,bukit,danau,sungai,dsd. Adanya bentukan-bentukan tersebut menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief bumi.

Lapisan bumi
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
1). Kerak bumi



Kerak bumi adalah lapisan terluar dari bumi yang terbagi dua kategori, yaitu kerak samudera dan kerak benua. Kerak samudera memiliki ketabalan sekitar 5-10 km, sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan 20-70 km. penyusun kerak samudera yang utama adalah batuan basalt, sedangkan penyusun utama kerak benua adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. temperature kerak meningkat seiring kedalamannya . pada batas terbawahnya temperatur kerak menyentuh angka 200-400o C. kerak dan bagian mantel yang relative padat membentuk lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas dan bagian atmosfer, litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergrak. Temperaturnya meningkat 30oC setiap km, namun gradian panas bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam.

2). Mantel bumi


Mantel bumi terletak di antara kerak dan ini bumi. Mantel bumi merupakan batuan yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada bagian mantel bagian atas ± 1500oC-300oC.
3). Inti Bumi
Lapisan ini bumi dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapidan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sebesar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya 4.500oC.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a). Atmosfer


Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini akn mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbukan arus angin.
b). Litosfer
Adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat.litosfer tersusun dalm dua lapisan, yaitu kerak dan selubung yang tebalnya 50-100 km. litosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua.
c). Hidrosfer
Air adalah senyawa gabungan dua atom hydrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O. sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah parairan. Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer.
d). Biosfer
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdidri dari gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. System ini mencakup semua makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh. Secara etimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Dengan demikian dapt di artikan biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup.

2.4 Pembentukan Benua dan Samudera

Benua dan samudera terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Dahulu bentuk benua dan samudera tidak seperti sekarang ini. Setelah melalui proses yang maka terbentuklah benua seperti pada saat ini.
Ada seorang ilmuwan asal Jerman yang bernama Alfred Wagener yang mengemukakan teori tentang pembentukan benua. Menurut Alfred Wagener, sebelum jaman Carbon (± 300 juta tahun lalu), semua benua yang ada sekarang ini trgabung menjadi satu yang disebut benua Pangea. Benua pangea kemudian terpecah menjadi dua benua, yaitu benua Laurasia (di bagian utara) dan benua Gondwana (di bagian selatan). Proses pecahnya benua Pangea ini terjadi sekitar135 juta tahun yang lalu. Selanjutnya benua Laurasia bagian barat bergerak ke utara menjauhi benua Gondwana yang akhirnya membentuk benua Amerika utara. Sedangkan benua Gondwana di selatan terpecah menjadi beberapa benua, yaitu sebagai berikut :
1). Bagian barat bergeser terus kea rah barat menjadi benua Amerika Selatan.
2). Bagian timur bergerak ke timur menjadi benua Afrika.
3). Bagian yang lebih kecil di bagian timur terus bergerak kea rah timur laut dan menjadi India.
4). Satu bagian lagi terpecah menjadi dua,yaitu bagian timur terus bergerak ke arah timur laut, dan pechn bagn barat terus bergerak ke arah selatan.
Pekembangan selanjutnya, Amerika utara bergabung menjadi satu dengan Amerika Selatan, Eurasia menjadi benua Eropa dan benua Asia. Bagian selatan yang bergerak ke selatan menjadi benua Antartika dan bagian dari bagian selatan yang bergerak ke timur laut menjadi benua Australia. Teori Waneger disebut juga Teori Pergeseran Benua. Teori ini didsarkan pada fakta-fakta sebagai berikut.
1) Lekukan atau bentuk pantai di Afrika Timur, Amerika utara, dan Amerika Selatan dengan pantai Barat Eropa dan hamper sama.
2) Daratan Tanh Hijau (Greenland) menjauh dari Eropa sejauh ± 36 cm setiap tahun.
3) Tanah di Amerika Selatan, Afrika, India, Australia dan Antartika menunjukan persamaan sifat.
4) Pulau Madagaskar dalam geraknya ke arah barat terhambat oleh Afrika.
5) Posisi benua dan samudera.
Samudera atau lautan berasal dari bahasa sansekerta yaitu laut yang luas dan merupakan massa air asin yng sambung menyambung meliputi permukaan bumi yang yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang besar. Lapisan air asin ini dapat mengisi cekungan di daratan maupun di lekukan yang besar di permukaan bumi. Lapisan air yang menyelimuti lekukan- lakukan permukaan bumi tersebut membentuk massa air luas yang dikenal dengan samudera atau lautan dengan massa air yang sempit disebut dengan laut.
Perairan laut yang besar dikenal dengan samudera tersebar pada 4 samudera antara lain :
1). Samudera Hindia;
2). Samudera Pasifik;
3). Samudera Atlantik,dan
4). Samudera Arktik.












BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat adalah bahwa keseluruhan alam semsta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam sekejab. Peristiwa ini, yang dikenal dengan “Big Bang”, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 13,7 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Sebelum Big Bang, tidak ada yang disebut sebagi materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi,energi,bahkan waktu belum ada dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi,energy, dan waktu.
Bumi dikatakan sebagai planet karena mengorbit mengelilingi matahari (berevolusi), mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat), telah mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri di daerah sekitar orbitnya.
Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, sebagai berikut :
a) Kerak bumi merupakan kulit bumi bagian luar.
b) Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi.
c) Inti bumi yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900-5200 km.
Benua adalah daratan yang sangat luas. Pada awalnya bumi terbentuk seluruh benua merupakan satu daratan yang amat luas, belum terbagi-bagi oleh pergeseran kerak bumi.
Semudera atau lautan adalah laut yang luas dan merupakn massa air asin yang sambung-menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang besar.

















DAFTAR PUSAKA


Wadiyatmoko, K.2004.Geografi SMA.Jakarta:Erlangga
Perkin, Otho E, et al.1981.Work-a Text in Earth Science,edisi revisi.New York:Globe Book Company, Inc
Google.http:/google.bumi dan alam semesta.diakses 08 Oktober 2010
Wikipedia,http:/id.wikipedia.alam semesta dan tata surya.diakses 08 Oktober 2010














15